Dinkes Berikan Sosialisasi Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi Oleh Kader

Dinkes Berikan Sosialisasi Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi Oleh Kader

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dalam rangka meningkatkan kualitas pendampingan ibu hamil resiko tinggi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh kader di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (12/6/2024).

Kegiatan ini diikuti oleh 140 orang peserta terdiri dari 100 kader pendamping, 10 TP PKK Kecamatan, 10 orang Bidan Koordinator dan 10 orang Bidan di desa. Puskesmas yang akan menjadi daerah lokus pendampingan diantaranya Kotaanyar, Maron, Tiris, Banyuanyar, Tongas, Leces, Tegalsiwalan, Sumberasih, Krejengan dan Bantaran.

Selama kegiatan mereka mendapatkan materi kebijakan dan strategi pelaksanaan pendampingan ibu hamil resti oleh kader serta kebijakan dan strategi penurunan AKI, AKB dan BBLR oleh narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan komitmen bersama yang isinya akan melakukan pemantauan ibu hamil sampai melahirkan dan masa nifas 42 hari sesuai dengan standart, melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tenaga Kesehatan dan melaporkan hasil pendampingan ibu hamil setelah selesai proses pendampingan.

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan kegiatan ini dimaksudkan adanya koordinasi dan komunikasi yang efektif dalam melakukan pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh kader.

“Tujuannya agar petugas mampu menyiapkan kader pendamping, petugas kompeten dalam menentukan sasaran ibu hamil resti, kader mampu melakukan pendampingan ibu hamil resti dan adanya koordinasi antara PKK, kader dan petugas kesehatan. Pelaksanaannya, 1 ibu hamil resti didampingi oleh 1 kader dalam waktu 6 bulan,” katanya.

Menurut Tutug, alasan Kabupaten Probolinggo menjadi lokus pendampingan bumil resti karena jumlah kematian ibu nomor 6 di tahun 2023 dan jumlah kematian bayi nomor 3, prevalensi stunting nomor 1. Kabupaten Probolinggo masuk daerah yang mempunyai masalah ketiga-tiganya sehingga menjadi irisan dalam 3 permasalahan.

“Tahun 2023 jumlah kematian ibu di Kabupaten Probolinggo sebanyak 23 kasus dan jumlah kematian bayi sebanyak 239 kasus,” jelasnya.

Tutug menerangkan tujuan pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh kader adalah untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.

“Ruang lingkup kader pendamping, ibu hamil resiko tinggi, TP PKK, kepala puskesmas, bidan koordinator, bidan di desa dan perawat desa serta petugas promkes. Masing-masing lingkup ini memiliki tugas yang berbeda,” tegasnya.

“Menjadi tugas kita bersama menjaga dan memantau ibu hamil bersama keluarga, suami, kader, petugas kesehatan, PKK dan semua masyarakat sehingga ibu hamil selamat bayi yang dilahirkan sehat,” pungkasnya. (wan)

Kategori