Dinkes Gelar Pertemuan Public Privat Mix untuk Evaluasi Program TBC
Dinkes Gelar Pertemuan Public Privat Mix untuk Evaluasi Program TBC
Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dalam rangka evaluasi program TBC, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar pertemuan Public Privat Mix (PPM) di Alino Cafe & Eatery Kraksaan pada Senin dan Selasa (11-12/11/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terbagi dalam dua angkatan. Angkatan pertama pada hari Senin (11/11/2024) melibatkan Dinkes Kabupaten Probolinggo, PP TBC, Klinik terpilih, SSR Yabhysa serta perwakilan dari beberapa organisasi profesi kesehatan seperti PPNI, IBI, dan IDI. Sedangkan angkatan kedua pada hari Selasa (12/11/2024), diikuti oleh dokter Puskesmas, dokter spesialis serta PP TBC dan SSR Yabhysa.
Dalam kegiatan ini para peserta mendapatkan materi dari beberapa narasumber. Materi yang disampaikan meliputi analisis situasi program TBC, kebijakan implementasi jejaring layanan TBC serta penguatan sistem pencatatan dan pelaporan di fasilitas kesehatan. Pada hari kedua, fokusnya adalah penguatan layanan TBC untuk anak, terutama pada kasus Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTBC) serta monitoring kasus TBC yang belum tercatat.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Nina Kartika mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap program TBC serta meningkatkan keterlibatan fasilitas kesehatan dan komunitas dalam penanggulangan TBC.
“Harapannya fasyankes dapat terlibat aktif dalam penemuan terduga, penemuan kasus, pengobatan sesuai standart, berjalannya jejaring internal layanan TBC dan berjalannya jejaring ke Puskesmas/RS Pemerintah dan adanya dukungan serta keterlibatan aktif dari komunitas,” katanya.
Menurut Nina, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah dengan beban TBC yang tinggi di Jawa Timur. Pada tahun 2023, dilaporkan terduga TBC sebanyak 17.761 kasus dengan estimasi 13.916 (128%). Sedangkan angka notifikasi TBC ditemukan sebanyak 2.433 dengan estimasi 2.577 (94%).
“Capaian keberhasilan pengobatan Kabupaten Probolinggo untuk tahun 2023 sebesar 91,34% dari target 90%. Hingga 23 Oktober 2024 capaian terduga telah mencapai 16.095 kasus dari estimasi 16.466 (98%). Sedangkan angka penemuan kasus masih 2.039 dengan estimasi 3.388 (60,18%) dan yang akan diobati sebesar 1.920 (94,16%),” jelasnya.
Nina menjelaskan dari kejadian tersebut masih terdapat gap 5,83% kasus TBC yang belum diobati. Jika hal ini tidak segera ditindaklanjuti, maka penularan kasus TBC di masyarakat akan semakin meningkat dan target eliminasi TBC tahun 2030 semakin sulit untuk dicapai.
“Di samping itu capaian investigasi kontak sebesar 76% dari total target 90% dan pemanfaatan TPT kontak serumah di Kabupaten Probolinggo masih 53,18% dari target 68%,” tegasnya.
Lebih lanjut Nina menerangkan keterlibatan sektor swasta dan komunitas sangat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan TBC sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan TBC yang menekankan pentingnya peningkatan akses layanan yang berkualitas dan berpihak pada pasien.
“PPM menjadi salah satu strategi kunci dalam mengatasi tantangan ini dengan harapan dapat mempercepat penemuan dan pengobatan kasus TBC untuk mencapai target eliminasi pada tahun 2030,” pungkasnya. (wan)