Pemkab Launching Program Vaksinasi DBD

Pemkab Launching Program Vaksinasi DBD

Reporter : Syamsul Akbar
PAITON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) resmi melaunching program vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Hall Pertemuan PJB Paiton pada Sabtu (14/9/2024). Hal ini sebagai langkah preventif dalam menekan peningkatan kasus DBD di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo H. Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si., dan Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Hj. Rita Erik Ugas Irwanto, Plt Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Kementerian Kesehatan RI dr. Agus Handito, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jawa Timur drg. Sulvy Dwi Anggraeni serta perwakilan dari PT Biofarma Persero.

Di samping itu, hadir pula Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Hary Tjahjono, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Saniwar, perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo serta perwakilan MUI, IDAI, IDI, PPNI dan IBI.

Lauching ini ditandai dengan penekanan layar videotrone dipimpin oleh Pj Bupati Ugas. Dilanjutkan dengan prosesi vaksinasi DBD pertama di Kabupaten Probolinggo yang dilakukan oleh dr. Catur Prangga Wadana. SpA., M.Kes dan dr. Vonny Mariany Deckert, SpA., M.Biomed beserta tim.

Sasaran pemberian vaksinasi DBD di wilayah kerja Puskesmas Paiton ini mencapai 1.120 anak kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar (SD). Pemberian vaksinasi DBD ini akan dilakukan sebanyak 2 kali pada bulan September dan Desember 2024.

Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan launching vaksinasi DBD ini merupakan langkah inovatif bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan kekebalan tubuh kepada masyarakat, terutama anak-anak melalui imunisasi.

“Ini merupakan inovasi penting untuk mencegah penyebaran DBD di Kabupaten Probolinggo. Kita harus terus berupaya agar anak-anak dan masyarakat tidak terkena DBD, apalagi jumlah kasus terus meningkat,” katanya.

Meskipun vaksinasi DBD menjadi terobosan penting, Pj Bupati Ugas menekankan bahwa langkah pemberantasan sarang nyamuk dengan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang) harus tetap digalakkan. Kebersihan lingkungan dan upaya preventif masih menjadi faktor utama dalam mencegah penyebaran DBD.

“Vaksinasi ini bukan satu-satunya solusi, tetapi kita harus memastikan bahwa masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan. Air yang tergenang, misalnya dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD,” tambahnya.

Menurut Pj Bupati Ugas, Kabupaten Probolinggo menjadi kabupaten pertama di Pulau Jawa yang secara resmi melaksanakan vaksinasi DBD sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit yang semakin meningkat jumlah kasusnya. “Hari ini kita ada gerakan vaksinasi DBD, tetapi kita tetap diingatkan untuk hidup sehat melalui gerakan 3M Plus,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo menyampaikan pada tahun 2023, kasus DBD di Kabupaten Probolinggo meningkat sebesar 60,3%, dari 294 kasus pada tahun 2022 menjadi 741 kasus. Hingga Agustus 2024, peningkatan kasus mencapai 300% dengan total 2.309 kasus.

“Pemerintah Kabupaten Probolinggo sebelumnya telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk mengendalikan penyakit DBD. Seperti Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Penyakit DBD dan Instruksi Bupati tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk secara berkala melalui Gerakan Tebas Jentik (Gema Tjantik). Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kader kesehatan dan dunia usaha,” ungkapnya.

Hariawan menerangkan pemberian vaksinasi DBD kepada 1.120 anak di wilayah kerja Puskesmas Paiton merupakan upaya preventif untuk menurunkan angka kematian akibat DBD. Vaksinasi akan dilakukan secara bertahap pada bulan September dan Desember 2024 dengan total 2.240 vial vaksin disiapkan untuk anak-anak kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar.

“Kami berharap program ini dapat membantu mengurangi angka kasus dan kematian akibat DBD di Kabupaten Probolinggo. Di mana kasusnya terus meningkat tajam setiap tahun,” terangnya.

Sedangkan Plt Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Kementerian Kesehatan RI dr. Agus Handito mengungkapkan bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.

“Di tingkat nasional, hingga minggu ke-35 tahun 2024, tercatat 186.324 kasus dengan 1.120 kematian. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan angka kasus tertinggi di Indonesia dengan 22.745 kasus dan Kabupaten Probolinggo sendiri menduduki peringkat kedua di Jawa Timur dengan jumlah kasus terbesar,” ungkapnya.

Menurut Agus, pemerintah pusat mendukung penuh upaya vaksinasi yang dilakukan oleh Kabupaten Probolinggo sebagai bagian dari strategi global yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengurangi kematian akibat DBD hingga nol pada tahun 2030. “Vaksinasi ini adalah salah satu inovasi penting yang sejalan dengan strategi nasional dalam pengendalian DBD,” tegasnya.

Agus berharap, kegiatan launching vaksinasi DBD ini dapat meningkatkan sinergitas pada implementasi vaksinasi DBD di Kabupaten Probolinggo sekaligus dapat mengantisipasi peningkatan kasus dan kematian DBD.

“Dengan vaksinasi DBD ini diharapkan Kabupaten Probolinggo dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mencegah dan menanggulangi penyebaran DBD di Indonesia. Pemerintah juga berharap agar sinergi antara pusat, daerah dan masyarakat dapat semakin ditingkatkan untuk mengurangi angka kasus dan kematian akibat DBD,” pungkasnya. (wan)

Kategori